1. Pengertian
Pelanggaran HAM
Pelanggaran
HAM adalah pelanggaran atau kelalaian terhadap kewajiban asasi yang dilakukan
seseorang terhadap orang lain. Namun tidak semua pelanggaran yang berkenaan
dengan hak merupakan pelanggaran HAM. Yang termasuk dalam pelanggaran HAM
diantaranya pelecehan dan pembunuhan, berikut penjelasan lengkap mengenai
pelanggaran HAM dan Contoh Kasus Pelanggaran Ham di Indonesia.
2. Bentuk-bentuk pelanggaran HAM
2. Bentuk-bentuk pelanggaran HAM
Pelanggaran yang sering dijumpai
dalam masyarakat antara lain : Deskriminasi adalah pembatasan, pelecehan, dan
pengucilan yang dilakukan langsung atau tidak lengsung yang didasarkan
perbedaan manusia atas Suku, ras, etnis, dan Agama. Penyiksaan adalah perbuatan
yang menimbulkan rasa sakit atau penderitaan baik jasmani maupun rohani.
Pelanggaran HAM menurut sifatnya
terbagi dua yaitu :
1. Pelanggaran
HAM berat yaitu pelanggaran HAM yang mengancam nyawa manusia.
2. Pelanggaran
HAM ringan yaitu pelanggaran HAM yang tidak menancam jiwa manusia.
3. Contoh Kasus Pelanggaran HAM di Indonesia
1. Pembantaiaan
Rawagede
Peristiwa ini merupakan pelanggaran
HAM berupa penembakan beserta pembunuhan terhadap penduduk kampung Rawagede
(sekarang Desa Balongsari, Rawamerta, Karawang, Jawa Barat) oleh tentara
Belanda pada tanggal 9 Desember 1947 diringi dengan dilakukannya Agresi Militer
Belanda I. Puluhan warga sipil terbunuh oleh tentara Belanda yang kebanyakan
dibunuh tanpa alasan yang jelas. Pada 14 September 2011, Pengadilan Den Haag
menyatakan bahwa pemerintah Belanda bersalah dan harus bertanggung jawab.
Pemerintah Belanda harus membayar ganti rugi kepada para keluarga korban
pembantaian Rawagede.
2. Penembakan Misterius
Diantara tahun 1982-1985, peristiwa
ini mulai terjadi. ‘Petrus’ adalah sebuah peristiwa penculikan, penganiayaan
dan penembakan terhadap para preman yang sering menganggu ketertiban
masyarakat. Pelakunya tidak diketahui siapa, namun kemungkinan pelakunya adalah
aparat kepolisian yang menyamar (tidak memakai seragam). Kasus ini termasuk
pelanggaran HAM, karena banyaknya korban Petrus yang meninggal karena ditembak.
Kebanyakan korban Petrus ditemukan meninggal dengan keadaan tangan dan lehernya
diikat dan dibuang di kebun, hutan dan lain-lain. Terhitung, ratusan orang yang
menjadi korban Petrus, kebanyakan tewas karena ditembak.
3. Penculikan
Aktivis
Kasus penculikan dan penghilangan secara paksa para aktivis pro-demokrasi,
sekitar 23 aktivis pro-demokrasi diculik. Kebanyakan aktivis yang diculik
disiksa dan menghilang, meskipun ada satu yang terbunuh. 9 aktivis dilepaskan
dan 13 aktivis lainnya masih belum diketahui keberadaannya sampai kini. Banyak
orang berpendapat bahwa mereka diculik dan disiksa oleh para anggota militer.
4. Kasus Pembunuhan Munir
4. Kasus Pembunuhan Munir
Munir Said Thalib adalah aktifis HAM yang pernah menangani kasus-kasus
pelanggaran HAM. Munir lahir di Malang, tanggal 8 Desember 1965. Munir
meninggal pada tanggal 7 September 2004 di dalam pesawat Garuda Indonesia
ketika ia sedang melakukan perjalanan menuju Amsterdam, Belanda. Spekulasi
mulai bermunculan, banyak berita yang mengabarkan bahwa Munir meninggal di
pesawat karena dibunuh, serangan jantung bahkan diracuni. Namun, sebagian orang
percaya bahwa Munir meninggal karena diracuni dengan Arsenikum di makanan atau
minumannya saat di dalam pesawat. Kasus ini sampai sekarang masih belum ada
titik jelas, bahkan kasus ini telah diajukan ke Amnesty Internasional dan
tengah diproses. Pada tahun 2005, Pollycarpus Budihari Priyanto selaku Pilot
Garuda Indonesia dijatuhi hukuman 14 tahun penjara karena terbukti bahwa ia
merupakan tersangka dari kasus pembunuhan Munir, karena dengan sengaja ia
menaruh Arsenik di makanan Munir dan meninggal di pesawat.
5. Pembunuhan
Aktivis Buruh Wanita, Marsinah
Marsinah merupakan salah satu buruh
yang bekerja di PT. Catur Putra Surya (CPS) yang terletak di Porong, Sidoarjo,
Jawa Timur. Masalah muncul ketika Marsinah bersama dengan teman-teman sesama
buruh dari PT. CPS menggelar unjuk rasa, mereka menuntut untuk menaikkan upah
buruh pada tanggal 3 dan 4 Mei 1993. Dia aktif dalam aksi unjuk rasa buruh.
Masalah memuncak ketika Marsinah menghilang dan tidak diketahui oleh rekannya,
dan sampai akhirnya pada tanggal 8 Mei 1993 Marsinah ditemukan meninggal dunia.
Mayatnya ditemukan di sebuah hutan di Dusun Jegong, Kecamatan Wilangan,
Nganjuk, Jawa Timur dengan tanda-tanda bekas penyiksaan. Menurut hasil otopsi,
diketahui bahwa Marsinah meninggal karena penganiayaan berat.
6. Penembakan
Mahasiswa Trisakti
Kasus penembakan mahasiswa Trisakti merupakan salah satu kasus penembakan
kepada para mahasiswa Trisakti yang sedang berdemonstrasi oleh para anggota
polisi dan militer. Bermula ketika mahasiswa-mahasiswa Universitas Trisakti
sedang melakukan demonstrasi setelah Indonesia mengalami Krisis Finansial Asia
pada tahun 1997 menuntut Presiden Soeharto mundur dari jabatannya. Peristiwa
ini dikenal dengan Tragedi Trisakti. Dikabarkan puluhan mahasiswa mengalami
luka-luka, dan sebagian meninggal dunia, yang kebanyakan meninggal karena
ditembak dengan menggunakan peluru tajam oleh anggota polisi dan militer.
7. Peristiwa Tanjung
Priok
Kasus ini murni pelanggaran HAM. Bermula ketika warga sekitar Tanjung
Priok, Jakarta Utara melakukan demonstrasi beserta kerusuhan yang mengakibatkan
bentrok antara warga dengan kepolisian dan anggota TNI yang mengakibatkan
sebagian warga tewas dan luka-luka. Peristiwa ini terjadi pada tanggal 12
September 1984. Sejumlah orang yang terlibat dalam kerusuhan diadili dengan
tuduhan melakukan tindakan subversif, begitu pula dengan aparat militer, mereka
diadili atas tuduhan melakukan pelanggaran hak asasi manusia. Peristiwa ini
dilatar belakangi masa Orde Baru.
8. Pembantaian
Santa Cruz
Kasus ini masuk dalam catatan kasus pelanggaran HAM di Indonesia, yaitu
pembantaian yang dilakukan oleh militer atau anggota TNI dengan menembak warga
sipil di Pemakaman Santa Cruz, Dili, Timor-Timur pada tanggal 12 November 1991.
Kebanyakan warga sipil yang sedang menghadiri pemakaman rekannya di Pemakaman
Santa Cruz ditembak oleh anggota militer Indonesia. Puluhan demonstran yang
kebanyakkan mahasiswa dan warga sipil mengalami luka-luka dan bahkan ada yang
meninggal. Banyak orang menilai bahwa kasus ini murni pembunuhan yang dilakukan
oleh anggota TNI dengan melakukan agresi ke Dili, dan merupakan aksi untuk
menyatakan Timor-Timur ingin keluar dari Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI) dan membentuk negara sendiri.
9. Peristiwa 27 Juli
Tidak ada komentar:
Posting Komentar