Selasa, 08 Desember 2015

Memaafkan orang Lain dengan kasih dan pengampunan

MEMAAFKAN ORANG LAIN DENGAN KASIH DAN PENGAMPUNAN 

 

Kita sebagai makhluk sosial yang bergaul di tengah masyarakat, tentu saja dalam kehidupan kita sehari- hari terkadang atau bahkan sering kita mendapatkan perlakuan yang tidak semestinya atau sikap-sikap yang seharusnya tidak kita dapatkan, mungkin dari tetangga, teman sejawat, atau siapa saja yang kita jumpai dalam kehidupan keseharian kita. Sikap-sikap tersebut, tidak jarang menimbulkan kerugian bagi kita; nama baik kita tercemar, kehilangan harta, dijauhi oleh masyarakat, dan lain sebagainya. Keadaan ini sering membuat kita marah dan kecewa, sehingga kita ingin membalas perbuatan orang-orang tersebut dan sulit untuk memaafkan.

Pada kesempatan kali ini,saya ngin menyampaikan bagaimana caranya agar kita mudah memaafkan orang lain, dan melapangkan dada kita dari sikap-sikap manusia yang berbuat salah kepada kita

PERTAMA
kita meyakini bahwa perbuatan orang kepada kita adalah bagian dari takdir Tuhan yang sudah dirancangnya.

KEDUA:
Ingatlah bahwa kita banyak melakukan perbuatan dosa.
Oleh karena dosa-dosa yang kita lakukan, maka wajar ada orang yang berbuat aniaya kepada kita. Allah menakdirkan hal tersebut sebagai pengingat bagi kita yang banyak melakukan dosa atau juga sebagai balasan karena kita pernah berbuat aniaya kepada orang lain.

KETIGA:
Tanamkan pada diri kita bahwa bersabar dan memaafkan merupakan perintah Tuhan.
.
KE EMPAT:
Hendaklah kita tanamkan di jiwa kita sebuah prinsip bahwa balasan itu tergantung bentuk perbuatannya.
Ketika kita sadar bahwa kita adalah orang yang banyak berbuat dosa kepada Tuhan baik disebabkan oleh hati kita, lisan kita, atau anggota badan kita, baik yang kita sadari maupun yang tidak kita sadari, maka tentunya kita akan amat sangat butuh ampunan Tuhan. Dengan kita memberikan maaf kepada orang-orang yang telah bersalah kepada kita, orang-orang yang bersifat buruk kepada kita, dengan amalan ini kita berharap Tuhan pun mengampuni kita atas perbuatan dosa kita dan aniaya kita terhadap diri sendiri.
Kita berharap, ketika kita mudah memaafkan orang lain, mudah-mudahan Tuhan pun akan mudah memaafkan segala kesalahan kita. Inilah buah dari prinsip “balasan itu tergantung jenis atau bentuk amalan yang dilakukan”.


KELIMA
Jika kita mampu untuk mengendalikan diri kita untuk tidak membalas, perbuatan ini adalah sebuah kebaikan yang besar.
Apabila kita mampu menguasai diri kita untuk tidak membalas orang-orang yang berbuat aniaya kepada kita meskipun kita mampu melakukannya, maka untuk mengendalikan  diri kita pada perkara-perkara yang lainnya, itu akan menjadi lebih mudah. Jadi kebaikan ini akan melahirkan kebaikan-kebaikan yang lainnya. Demikianlah sunatullahnya, kebaikan akan membuahkan kebaikan yang lain.

KEENAM

Perbuatan membalas akan menyeret kita melakukan aniaya kepada orang lain
Kita harus ingat, bahwa perbuatan aniaya itu akan menyeret kita melakukan perbuatan aniaya kepada orang yang menganiaya kita karena suli seseorang untuk membalas suatu perbuatan dengan balasan yang pas. Hampir semua orang yang membalas, mereka akan membalas dengan perbuatan aniaya yang lebih. Sehingga yang sebelumnya dia adalah orang yang dizalimi, tetapi dengan membalas kemudian melakukan balasan yang lebih, keadaan pun berganti, dia menjadi orang yang zalim. Ini adalah kerugian yang sangat besar.


"I AM LOVE
I AM GENERATION OF
I DONT TAKE PLEASURE IN SEEING PEOPLE'S TROUBLE'
I LOVE
I FORGIVE' -AGNEZMO


Tidak ada komentar:

Posting Komentar